Pegasus
Pegasus membantu Bellerofon sang pahlawan dalam perlawanannya melawan Chimaera dan bangsa Amazon. Suatu ketika, Bellerofon mencoba menerbangkan pegasus ke Olympus sehingga para dewa menghukumnya dan menjatuhkan Bellerophon dari Pegasus. Sejak saat itu, Pegasus menjadi pembawa petir untuk Zeus.
Kata "pegasus” kini digunakan untuk merujuk kepada segala macam kuda bersayap secara umum.
Harpy
Dalam mitologi Yunani, Harpy (si perenggut) adalah makhluk legenda yang bersayap, dilukiskan sebagai makhluk berwujud setengah wanita setengah burung yang cantik. Harpy terkenal sebagai si perenggut dalam kisah raja Fineas.
Para Harpy adalah saudara dari Iris, putri dari Tifon dan Ekhidna. Ada dua Harpy, yaitu Aello dan Okipites. Walaupun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa ada Harpy ketiga.
Gryphon
Griffin (Yunani: gryphos ; Persia: شیردال; shirdal : “singa-rajawali” ) (disebut juga Gryphon) adalah bangsa makhluk legendaris bertubuh singa sedangkan bersayap dan berkepala rajawali. Selayaknya singa sebagai “Raja hewan buas” dan burung rajawali sebagai “Raja di udara”, menjadikan Griffin sebagai hewan yang paling berkuasa atas kedua hal tersebut atau bergelar sebagai “Raja hewan buas dan penguasa udara”
Cerberus
Kerberos atau Cerberus ( Yunani: Κέρβερος, Kerberos, "iblis dari liang") adalah makhluk dari mitologi Yunani, hewan peliharaan Hades. Kerberos digambarkan sebagai anjing berkepala tiga yang mampu menyemburkan api. Awalnya Ia hanyalah seekor anjing kecil yang lucu namun ketika ia besar menjadi berkepala tiga dan mampu menyemburkan api. Ia merupakan penguasa dunia arwah. Tujuanya untuk menjaga agar tidak ada arwah yang melarikan diri dari dunia arwah. Kerberos juga mempunyai kemampuan melacak dan menemukan arwah-arwah yang melarikan diri.
Naga
Naga adalah sebutan umum untuk makhluk mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa. Makhluk ini muncul dalam berbagai kebudayaan. Pada umumnya berwujud seekor ular besar, namun ada pula yang menggambarkannya sebagai kadal bersayap.India
Istilah naga merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta atau India kuna yang bermakna "ular". Dalam naskah Mahabharata dikisahkan bahwa para Naga merupakan anak-anak Resi Kasyapa dari perkawinannya dengan Dewi Kadru. Nama-nama mereka yang terkenal antara lain Sesa, Taksaka, Basuki, Karkotaka, Korawya, dan Dritarastra. Bangsa Naga yang berjumlah ribuan memiliki dua orang sepupu berwujud burung dan disebut sebagai bangsa Kaga. Keduanya bernama Aruna dan Garuda, yang merupakan putra dari Dewi Winata yang juga dinikahi Resi Kasyapa. Dengan demikian, hubungan antara Naga dengan Kaga selain sebagai sepupu juga sebagai saudara tiri. Meskipun demikian hubungan mereka kurang baik dan sering terlibat perselisihan. Di antara para Naga ada pula yang menjadi dewa, yaitu Sesa, yang tertua di antara putra Kadru. Ia memisahkan diri dari adik-adiknya dan hidup bertapa menyucikan diri. Ia akhirnya diangkat sebagai dewa para ular, bergelar Ananta.Cina
Dalam tradisi Cina juga terdapat makhluk bernama Liong atau Lung yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah naga. Makhluk ini digambarkan sebagai ular berukuran raksasa, lengkap dengan tanduk, sungut, dan cakar, sehingga berbeda dengan naga versi India.Naga versi Cina dianggap sebagai simbol kekuatan alam, khususnya angin topan. Pada umumnya makhluk ini dianggap memiliki sifat yang baik selama ia selalu dihormati. Naga dianggap sebagai penjelmaan roh orang suci yang belum bisa masuk surga. Biasanya roh orang suci menjelma dalam bentuk naga kecil dan menyusup ke dalam bumi untuk menjalani tidur dalam waktu lama. Setelah tubuhnya memebesar, ia bangun dan terbang menuju surga.
Sebagian ilmuwan berpendapat, naga Cina merupakan makhluk khayal yang diciptakan oleh masyarakat zaman dahulu akibat penemuan fosil dinosaurus. Makhluk ini juga dikenal dalam kebudayaan Jepang dengan istilah Ryu.
Kalimantan
Naga dalam budaya Kalimantan, kususnya suku Dayak dan suku Banjar dianggap sebagai simbol alam bawah. Naga digambarkan hidup di dalam air atau tanah dan disebut sebagai Naga Lipat Bumi. Naga merupakan perwujudan dari Tambun yaitu makhluk yang hidup dalam air.Menurut budaya Kalimantan, alam semesta merupakan perwujudan "Dwitunggal Semesta" yaitu alam atas yang dikuasai oleh Mahatala atau Pohotara, yang disimbolkan enggang (burung), sedangkan alam bawah dikuasai oleh Jata atau Juata yang disimbolkan sebagai naga (reptil). Alam atas bersifat panas (maskulin) sedangkan alam bawah bersifat dingin (feminim). Manusia hidup diantara keduanya.
Dalam budaya Banjar, alam bawah merupakan milik Puteri Junjung Buih sedangkan alam atas milik Pangeran Suryanata. Setelah berkembangnya agama Islam, maka oleh suku Banjar alam atas dianggap dikuasai oleh Nabi Daud, sedangkan alam bawah dikuasai oleh Nabi Khidir Dalam arsitektur rumah Banjar, makhluk naga dan burung enggang diwujudkan dalam bentuk ukiran, tetapi sebagai budaya yang tumbuh di bawah pengaruh agama Islam yang tidak memperkenankan membuat ukiran makhluk bernyawa, maka bentuk-bentuk makhluk bernyawa tersebut disamarkan atau didistilir dalam bentuk ukiran tumbuhan.
Eropa
Naga ini selalu digambarkan memangsa manusia.
Phoenix
Phoenix (Phœnix) dalam mitologi Mesir adalah burung legendaris yang keramat. Burung Api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna merah dan keemasan.
Phoenix dikatakan dapat hidup selama 500 atau 1461 tahun. Setelah hidup selama itu, Phoenix membakar dirinya sendiri. Setelah itu, dari abunya, munculah burung Phoenix muda. Siklus hidup burung Phoenix seperti itu (regenerasi), bangkit kembali setelah mati, lalu muncul sebagai sosok yang baru.
Phoenix merupakan simbol dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari kebangkitan tubuh setelah mati.
Phoenix menjadi simbol suci pemujaan terhadap Dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Burung Phoenix simbol dari "Dewa Matahari - Ra".
Satir
Dalam mitologi Yunani, Satir (bahasa Yunani:Σάτυροι — Sátyroi) adalah makhluk penghuni hutan-hutan dan pegunungan, dan memiliki hubungan yang dekat dengan Dewa Pan dan Dionisos dalam mitologi Yunani. Biasanya mereka berjenis kelamin pria.
Pemimpin mereka bernama Silenus, Dewa kecil yang mengatur kesuburan. Karakter Satir dalam mitologi Yunani sering disamakan dengan Faun dalam mitologi Romawi. Mereka sering dilukiskan sebagai manusia bertanduk dan berkaki kambing, rambutnya keriting, hidungnya pesek, ekornya tebal dan panjang, telinganya meruncing atau kadang-kadang seperti telinga kuda. Satir yang masih bocah belum memiliki tanduk yang sempurna sedangkan Satir yang tua sudah memiliki tanduk kambing yang sempurna. Biasanya Satir yang sering muncul dalam dongeng-dongeng berjenis kelamin pria, namun kadang-kadang ada Satir betina.
Satyr biasanya senang minum anggur, sehingga akrab dengan Dewa Dionisos. Mereka juga senang bermain seruling, castanet, bagpipe, atau simbal dan tergila-gila untuk menari bersama para nimfa yang mereka kagumi dan mereka idolakan. Mereka memiliki tarian khusus yang mereka sebut Sikinis
Satir tidak hidup abadi sehingga terkena dampak usia tua seperti manusia. Satir jantan yang sudah tua berjenggot dan kepalanya botak. Prilakunya jelek dan tidak senonoh seperti yang digambarkan dalam mitologi Yunani.
Kumiho
Kumiho (berarti "rubah berekor sembilan") adalah makhluk yang muncul pada cerita rakyat dan legenda Korea. Menurut cerita tersebut, rubah yang hidup ribuan tahun berubah menjadi kumiho, seperti kitsune Jepang dan huli jing Tiongkok. Makhluk ini dapat dengan mudah berubah menjadi wanita cantik. Terdapat beberapa cerita yang didalamnya terdapat kumiho.
Kitsune
adalah sebutan untuk binatang rubah dalam bahasa Jepang. Dalam cerita rakyat Jepang, rubah sering ditampilkan dalam berbagai cerita sebagai makhluk cerdas dengan kemampuan sihirnya yang semakin sempurna sejalan dengan semakin bijak dan semakin tua rubah tersebut. Selain itu, rubah mampu berubah bentuk menjadi manusia. Dalam legenda, rubah sering diceritakan sebagai penjaga yang setia, teman, kekasih, atau istri, walaupun sering terdapat kisah rubah menipu manusia.
Di zaman Jepang kuno, rubah dan manusia hidup saling berdekatan sehingga legenda tentang kitsune muncul dari persahabatan antara manusia dan rubah. Dalam kepercayaan Shinto, kitsune disebut Inari yang bertugas sebagai pembawa pesan dari Kami. Semakin banyak ekor yang dimiliki kitsune (kitsune bisa memiliki sampai 9 ekor), maka semakin tua, semakin bijak, dan semakin kuat pula kitsune tersebut. Sebagian orang memberi persembahan untuk kitsune karena dianggap memiliki kekuatan gaib.
Kitsune dipercaya memiliki kecerdasan super, kekuatan sihir, dan panjang umur. Sebagai sejenis yōkai atau makhluk halus, "kitsune" sering dijelaskan sebagai "arwah rubah" tapi bukan hantu, dan bentuk fisiknya tidak berbeda dengan rubah biasa. Semua rubah yang panjang umur juga dipercaya memiliki kemampuan supranatural.
Kitsune digolongkan menjadi dua kelompok besar. Kelompok zenko yang terdiri dari rubah baik hati yang bersifat kedewaan (sering disebut rubah Inari), dan kelompok rubah padang rumput (yako) yang suka mempermainkan manusia dan bahkan bersifat jahat Tradisi berbagai daerah di Jepang juga masih mengelompokkan kitsune lebih jauh lagi Arwah rubah tak kasat mata yang disebut ninko misalnya, hanya bisa dilihat manusia yang sedang kerasukan ninko. Tradisi lain mengelompokkan kitsune ke dalam salah satu dari 13 jenis kitsune berdasarkan kemampuan supranatural yang dimiliki.
Secara fisik, kitsune dipercaya bisa memiliki hingga 9 ekor. Jumlah ekor yang semakin banyak biasanya menunjukkan rubah yang makin tua tapi semakin kuat. Beberapa cerita rakyat bahkan mengatakan ekor rubah hanya tumbuh kalau rubah tersebut sudah berumur 1.000 tahun
Dalam cerita rakyat, kitsune sering digambarkan berekor satu, lima, tujuh, atau sembilan. Ketika kitsune mendapatkan ekornya yang ke-9, bulu kitsune menjadi berwarna putih atau emas. Kitsune jenis ini disebut kyūbi no kitsune (kitsune berekor sembilan) dan memiliki kemampuan untuk mendengar dan melihat segala peristiwa yang terjadi di dunia. Dongeng lain menggambarkan mereka sebagai makhluk super bijak dan serba tahu.
Kartu monster (obake karuta) dari awal abad ke-19 yang bergambar kitsune
Dalam beberapa cerita, kitsune memiliki kesulitan dalam menyembunyikan ekornya ketika sedang menyamar menjadi manusia. Kitsune sering ketahuan sedang mencari-cari ekornya, mungkin kalau rubah sedang mabuk atau kurang hati-hati. Kelemahan ini bisa digunakan untuk memastikan manusia yang sedang dilihat adalah siluman kitsune.
Berbagai variasi cerita mengisahkan kitsune sebagai makhluk yang masih mempertahankan ciri-ciri khas rubah, seperti tubuh yang bermantelkan bulu-bulu halus, bayangan siluman kitsune yang sama seperti bayangan rubah, atau siluman kitsune yang terlihat sebagai rubah ketika sedang berkaca. Istilah "kitsune-gao" (muka kitsune) digunakan di Jepang untuk menyebut wanita yang berwajah sempit, mata yang berdekatan, alis mata yang tipis, dan tulang pipi yang tinggi. Di zaman dulu, wanita bermuka kitsune-gao dianggap cantik, dan dipercaya sebagai rubah yang sedang berubah wujud sebagai wanita dalam beberapa dongeng.Kitsune takut dan sangat benci pada anjing, bahkan ketika sedang berubah wujud sebagai manusia. Sebagian kitsune bahkan gemetaran kalau melihat anjing, kembali berubah wujud menjadi rubah dan lari pontang-panting. Orang yang taat dan berbakti kabarnya gampang mengenali siluman rubah.
Salah satu cerita rakyat mengisahkan ketidaksempurnaan perubahan wujud seekor kitsune yang sedang menjadi manusia bernama Koan. Menurut cerita, Koan yang bijak dan memiliki kekuatan sihir sedang mau mandi di rumah salah seorang muridnya. Air mandi ternyata dimasak terlalu panas, dan kaki Koan melepuh ketika masuk ke bak mandi. "Koan yang sedang kesakitan, lari keluar dari kamar mandi telanjang. Orang-orang di rumah yang melihatnya terkejut. Sekujur badan Koan ternyata ditumbuhi bulu seperti mantel, berikut ekor dari seekor rubah. Koan lalu berubah wujud di hadapan murid-muridnya menjadi seekor rubah tua dan melarikan diri."
Kemampuan supranatural lain yang dimiliki kitsune, antara lain: mulut dan ekor yang bisa mengeluarkan api atau petir (dikenal sebagai kitsune-bi yang secara harafiah berarti "api kitsune"), membuat manusia kerasukan, memberi pesan di dalam mimpi orang agar melakukan sesuatu, terbang, tak kasat mata, dan menciptakan ilusi yang begitu mendetil hingga tidak bisa dibedakan dari kenyataan. Pada beberapa cerita, kitsune bahkan memiliki kekuatan yang lebih besar lagi, sampai bisa mengubah ruang dan waktu, membuat orang menjadi marah, atau berubah menjadi bentuk-bentuk yang fantastis, seperti pohon yang sangat tinggi atau sebagai bulan kedua di langit. Kitsune lainnya memiliki ciri-ciri yang mengingatkan orang pada vampir atau succubus dan memangsa roh manusia, biasanya melalui kontak seks.
Troll
Troll adalah makhluk buas sejenis raksasa dalam cerita-cerita rakyat Skandinavia. Mereka hidup di gua-gua yang dalam dan gelap, atau di dalam tanah. Mereka berukuran lebih besar daripada manusia dan memiliki tenaga yang besar. Karakter Troll mirip dengan Ogre (lafal: O-gêr) dalam cerita rakyat Inggris.
Kobold
Kobold adalah makhluk legendaris yang hidup dalam gua-gua atau dunia bawah tanah dalam mitologi Jerman. Kata Kobold dalam bahasa Jerman berarti "jiwa jahat", dan makhluk ini disamakan dengan Goblin dalam cerita rakyat dan dongeng-dongeng Inggris. Kobold merupakan makhluk yang berukuran kecil, menghuni tambang-tambang (karena mengacu pada gua dan dunia bawah tanah), dan Kobold merupakan makhluk yang sejenis dengan Leprechaun atau Gnome.
Kata Kobold sering diterjemahkan sebagai Leprechaun. Menurut kepercayaan, unsur Kobalt berasal dari kata Kobold, dan diyakini merupakan unsur yang diciptakan oleh Kobold dengan mencampur logam dan ramuan sihir yang lain.
Basilisk
Basilisk (dari bahasa Yunani: βασιλίσκος basiliskos, raja kecil, bahasa Latin: Regulus) adalah reptil dalam legenda Eropa yang dikenal sebagai raja ular dalam mitologi (serpent) dan memiliki kemampuan untuk menimbulkan kematian bila menatapnya.
Bila dideskripsikan, basilisk adalah kadal besar, ular raksasa atau ayam jantan setinggi tiga kaki dengan ekor dan gigi ular. Deskripsi ini mirip dengan cockatrice. Basilisk disebut raja karena ia digambarkan memiliki mitre - atau tonjolan tengkorak berbentuk mahkota. Cerita-cerita tentang basilisk hampir sama dengan cockatrice. Dilegendakan, basilisk berasal dari telur ular yang ditetaskan ayam jantan (kebalikan dari cockatrice yang berasal dari telur ayam yang dierami oleh ular.
Cockatrice
Cockatrice
Cockatrice merupakan makhluk legendaris menyerupai ayam jantan yang besar dengan badan mirip kadal. Cockatrice yang pertama kali dijelaskan pada akhir abad kedua belas sebagai duplikat dari Basilisk Namun, tidak seperti Basilisk, cockatrice memiliki sayap.
Lahir dari telur yang dihasilkan oleh ayam jantan yang kemudian dierami oleh katak. Legenda lainnya mengatakan cockatrice mempunyai napas beracun dan apabila melihat matanya korbannya akan mati seketika, namun cockatrice bisa terbunuh oleh suara dari kokok ayam jantan. Seperti Medusa kekuatan cockatrice untuk membuat korban jadi batu sangat efektif.
Unicorn
Unicorn adalah makhluk dalam legenda yang wujudnya merupakan kuda, dengan sebuah tanduk di dahinya (kata “cornus” dalam bahasa Latin dihubungkan dengan kata “horn” yang berarti tanduk). Biasanya bulu Unicorn berwarna putih dan tanduknya berbentuk spiral. Darah Unicorn merupakan obat yang mujarab dan mampu membuat hidup abadi.
Minotaur
Dalam mitologi Yunani, Minotaur (bahasa Yunani: Μινόταυρος, Minótauros) adalah monster berbentuk manusia yang berkepala banteng. Wujudnya ini adalah akibat dari kutukan atas Minos, Raja Kreta. Karena banteng yang harus dia berikan kepada Dewa Poseidon, ia sembunyikan sehingga Poseidon menjatuhkan kutukan kepada istri Minos. Istri Minos, Pasifae, dibuat jatuh cinta kepada banteng tersebut. Dengan meminta bantuan dari Daidalos, Pasifae meminta dibuatkan tiruan banteng betina. Dia kemudian masuk ke dalam banteng tiruan, untuk bercinta dengan banteng tersebut. Maka Pasifae mengandung bayi dari hubungannya dengan banteng tersebut, yaitu Minotaur. Monster ini tinggal di tengah labirin yang rumit yang dirancang oleh arsitek Daidalos untuk menyimpan sang Minotaur. Setiap tahun, penduduk kota Athena harus mengirim tujuh pemuda dan tujuh gadis sebagai korban supaya tidak diserang oleh Kreta . Monster ini akhirnya dibunuh oleh Thesus, pahlawan Yunani yang menyamar menjadi salah satu korban. Sebelumnya, Thesus dibantu oleh Ariadne, putri Raja Kreta, yang memberinya pedang dan segulung benang. Thesus menggunakan benang itu untuk menyelusuri kembali jejaknya supaya bisa keluar dari dalam labirin yang rumit dan menggunakan pedangnya untuk membunuh Minotaur.
Anubis
Anubis dalam kepercayaan Mesir Kuno dianggap sebagai dewa kematian dengan wujud kepala anjing dan badan manusia. Anubis adalah nama Mesir untuk dewa berkepala anjing yang berhubungan dengan mumi dan kehidupan setelah kematian pada mitologi Mesir. Pada bahasa Mesir Kuno, Anubis dikenal sebagai Inpu, (dibaca Anupu, Ienpw, dll.). Penemuan yang tertua menyebut Anubis pada teks piramid kerajaan tertua, di sana ia dihubungan dengan kekerasan seorang raja pada saat itu.
Quetzalcoatl
Quetzalcoatl (diucapkan [ketsalˈkoːaːtɬ] dalam Nahuatl) adalah dewa pencipta dan langit Aztek. Namanya adalah gabungan dari kata quetzal, burung Mesoamerika berwarna cerah, dan coatl, berarti ular. Quetzalcoatl sering dirujukkan sebagai Ular Bersayap dan berhubungan dengan planet Venus. Kini, Quetzalcoatl adalah dewa Aztek yang paling terkenal, dan sering dianggap sebagai kepala dewa Aztek. Namun, Quetzalcoatl hanya satu dewa dari pantheon Aztek, tidak dianggap lebih besar dari yang lainnya.
Fenrir
Dalam mitologi Nordik, Fenrir atau Fenrisúlfr atau Hróðvitnir atau Vánagandr adalah seekor serigala raksasa. Fenrir diceritakan dalam Puisi Edda, kumpulan puisi yang dikumpulkan pada abad ke-13 dari sumber-sumber tradisional, dan Prosa Edda serta Heimskringla, yang ditulis pada abad ke-13 oleh Snorri Sturluson. Dalam Puisi Edda maupun Prosa Edda, Fenrir merupakan ayah dari serigala Sköll dan Hati Hróðvitnisson. Fenrir adalah anak dari Loki, dan diramalkan akan membunuh dewa Odin dalam Ragnarök, tetapi Fenrir akan mati dibunuh oleh putra Odin, Vídarr.
Dalam Prosa Edda, ada informasi tambahan mengenai Fenrir, salah satunya adalah mengenai tindakan para dewa yang berusaha mengikat Fenrir, yang tumbuh dengan cepat, supaya hewan tersebut tidak menimbulkan bencana. Dalam usahanya mengikat Fenrir, dewa Týr kehilangan tangan kanannya akibat gigitan sang serigala.
Manticore
Manticore (Persia Tengah: Martyaxwar; Βάρἰκος Baricos dalam bahasa Yunani) adalah makhluk dalam legenda yang mirip dengan sphinx di Mesir. Makhluk itu bertubuh singa merah, berkepala manusia pria dengan tiga deretan gigi tajam (seperti hiu), dan bersuara seperti terompet. Aspek lain tentang hewan tersebut berbeda antara suatu cerita dengan cerita lainnya. Bisa saja dikatakan bertanduk, bersayap, atau keduanya. Ekornya bisa saja berbentuk naga atau kalajengking, dan memiliki sengat beracun yang dapat digunakan untuk melumpuhkan maupun membunuh korbannya. Makhluk tersebut memakan seluruh tubuh mangsanya. Ia tidak menyisakan pakaian, tulang, atau apapun yang digunakan mangsanya saat itu. Maka selama abad awal, ada keyakinan bahwa bila seseorang menghilang, itu merupakan bukti keberadaan manticore sehingga manticore itu dianggap nyata. Telapak kakinya bisa berbentuk kaki naga, namun seringkali dikatakan seperti cakar singa. Ukuran tubuhnya berkisar antara ukuran singa sampai ukuran kuda. Makhluk itu juga seringkali disalah sangka sebagai pria berjanggut jika dilihat dari kejauhan.
Chimaira
Chimaira (Yunani: Χίμαιρα; Chímaira) adalah makhluk legendaris dari mitologi Yunani yang merupakan gabungan dari tiga hewan: ular, kambing, dan singa. Berbadan kambing, berekor ular, dan berkepala singa, namun beberapa kisah mengatakan kepalanya terdiri dari dua hewan (kambing dan singa), atau gabungan dari ketiga hewan tersebut. Chimaira mampu menyemburkan api dari hidung dan mulutnya. Kadang-kadang Chimaira menjadi lambang kekuatan setan.
Menurut mitologi, Chimaira merupakan puteri dari Tifon dan Ekhidna, dan bersaudara dengan beberapa monster dalam legenda, seperti anjing Kerberos dan Hidra dari danau Lernai.
Chimaira berhasil dikalahkan oleh Bellerofon sambil menunggangi Pegasus (kuda bersayap), atas perintah Raja Iobates dari Likia. Ia mengalahkan Chimaira dengan lembing dan memenggal kepala makhluk itu.
Ekhidna
Ekhidna (Bahasa Yunani: Ἔχιδνα) adalah Drakaina dalam mitologi Yunani. Namanya berarti "wanita ular". Ekhidna disebut sebagai "Ibu dari Semua Monster". Ekhidna bersarang di sebuah gua yang disebut Arima. Hesiodos menggambarkan Ekhidna sebagai monster raksasa yang bersama pasangannya, Tiphoeus atau Tifon, melahirkan berbagai monster mengerikan di mitologi Yunani.
Ekhidna kemungkinan adalah keturunan dari Tartaros dan Gaia, atau Keto dan Forkis. Tubuh bagian atasnya adalah wanita tapi bagian bawahnya adalah ular. Ekhidna juga sering digambarkan bersayap atau memiliki dua ekor.
Suatu hari, Ekhidna dan pasangannya menyerang dewa-dewa Olimpus, Zeus mengalahkan mereka dan mengurung Tifon di bawah Gunung Etna. Namun, Zeus membiarkan Ekhidna dan anak-anaknya tetap hidup sebagai tantangan untuk para pahlawan. Ekhidna adalah monster yang awet muda namun tidak abadi. Ekhidna mati dibunuh oleh raksasa bermata seratus, Argus Panoptes.
Tifon
Dalam mitologi Yunani, Tifon (Τυφῶν, Tuphōn) atau Tifoeus (Τυφωεύς, Tuphōeus) adalah monster naga raksasa yang berkepala seratus dan bersayap. Tifon adalah anak terakhir Gaia (bumi) dan Tartaros. Menurut Apollodoros, Tifon lahir di Sisilia.
Tifon adalah monster setengah manusia. Tifon berukuran sangat besar dan lebih tinggi dari gunung. Di bawah tangannya, terdapat seratus kepala naga dan dibawah pahanya terdapat banyak ular berbisa. Tifon juga bisa menyemburkan api.
Bersama Ekhidna, Tifon menjadi ayah dari banyak monster, di antaranya adalah Kerberos, Khimera, Orthrus, Hidra, Singa Nemea, Sphinx, Elang Kaukasia, Babi Krommios, dan burung hering. Menurut Higinus, Tifon juga adalah ayah dari Skilla.
Setelah mengalahkan para Titan, para dewa Olimpus harus menghadapi Tifon. Hanya Zeus yang berani melawan Tifon. Dalam pertarungannya, Tifon berhasil memotong urat di tangan dan kaki Zeus sehingga Zeus tak bisa menggunakan petirnya. Tifon kemudian mengurung Zeus di sebuah gua.
Hermes, putra Zeus, mengambil urat Zeus yang terpotong dan memasangnya kembali pada badan ayahnya. Zeus, yang bisa menggunakan petirnya lagi, kemudian bertarung lagi dengan Tifon. Kali ini Zeus berhasil mengalahkan Tifon dengan petirnya dan mengurunya di bawah Gunung Etna atau di pulau Sisilia.
Orthros
Dalam mitologi Yunani, Orthros (atau Orthos, bahasa Yunani: Όρθρος; Όρθος) adalah anjing berkepala dua dan saudara Kerberos. Orthros adalah anak dari monster Ekhidna dan Tifon.
Dalam mitologi
Orthros dipelihara oleh raksasa berbadan tiga, Gerion. Orthros dan Eurition ditugaskan menjaga ternak Gerion di tanah Erithia di Hesperides, sebelah barat Mediterrania. Herakles membunuh Orthros, Eurition, dan Gerion, sebelum akhirnya mengambil ternak tersebut untuk menyelesaikan tugas kedua belasnyaHidra
Hidra (bahasa Yunani: Ὕδρα) merupakan seekor Drakon dalam mitologi Yunani. Monster ini berbentuk ular atau naga yang memiliki sembilan buah kepala. Setiap salah satu kepalanya dipotong, maka kepala tersebut akan tumbuh/membentuk satu atau dua buah kepala yang baru. Hidra juga memiliki nafas dan darah yan beracun. Hidra bersarang di danau Lerna Di Argolid, karena itu makhluk ini disebut juga Hidra Lerna (Yunani: Λερναία Ὕδρα (bantuan·info)). Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah. Hidra merupakan keturunan Tifon dan Ekhidna. Hidra dikalahkah oleh Herakles.
Dalam mitologi
Setelah membunuh Singa Nemea, tugas kedua yang diberikan pada Herakles oleh Euristheus adalah membunuh Hidra. Hidra keluar dari sarangnya hanya untuk meneror pemukiman penduduk di sekitarnya.Setelah tiba di sarang Hidra, yakni rawa-rawa dekat danau Lerna, Herakles menutupi mulut dan hidungnya dengan kain untuk melindungi dari asap beracun. Herakles memanah sarang Hidra dengan panah api. Herakles lalu menghadapai Hidra dengan bersenjatakan sabit (menurut lukisan vas awal), sebilah pedang atau sebuah pemukul. Namun setiap kali Herakles memotong salah satu kepala Hidra, dua kepala lainnya akan tumbuh lagi. Herakles lalu menyadari bahwa Hidra memiliki satu kepala yang abadi.Herakles tahu bahwa dia tak akan bisa mengalahkan Hidra sendirian, maka dia pun meminta bantuan pada keponakannya Iolaos. Iolaos mendapatlan ide (kemungkinan dari dewi Athena) bahwa mereka harus menggunakan obor untuk membakar leher Hidra yang baru saja terpotong. Dengan cara tersebut kepala Hidra tidak tumbuh lagi. Dalam versi lainnya, setelah memotong setiap kepala, Herakles mencelupkan pedangnya pada darah dan menggunakannya untuk membakar setiap leher sehingga kepala Hidra tidak tumbuh lagi. Melihat keadaan tersebut, Hera mengirim seekor kepiting raksasa untuk mengalihakn perhatian Herakles. Kepiting tersebut akhirnya mati diinjak oleh Herakles dan sang pahlawan pun kembali menghadapi Hidra. Setelah semua kepalanya yang tak abadi dipotong, Herakles memotong kepala abadi Hidra dan menguburnya di bawah sebuah batu besar di jalan antara Lerna dan Elaios
Sebelum pergi, Herakles terlebih dahulu mencelupkan semua panahnya ke dalam darah Hidra sehingga kini semua panahnya beracun. Hera lalu menempatkan Hidra dan kepitng raksasa di angkasa sebagai konstelasi Hydra dan Cancer. Setelah menjalankan tugasnya, Herakles kembali pada Euristheus namun ternyata Euristheus menolak penyelesaian tersebut karena menurutnya Herakels dibantu oleh Iolaos sehingga tugas tersebut menjadi tidak sah dan jumlah tugas Herakels masih tetap sembilan.
Herakles nantinya menggunakan panah beracun Hidra untuk membunuh Nessos, seorang Kentaur yang mencoba memperkosa Deianeira, istri Herakles. Darah beracun Hidra kemudian menginfeksi darah Nessos yang pada gilirannya ikut meracuni pakaian yang kelak akan dipakai oleh Herakles dan akhirnya membunuh sang pahlawan.
Strabo dan Pausanias melaporkan bahwa bau busuk di sungai Anigros di Elis, yang menyebabkan ikan-ikan di sana tidak dapat dimakan, diduga disebabkan oleh darah beracun Hidra yang berasal dari panah yang digunakan oleh Herakles untuk membunuh Nessos.
Singa Nemea
Dalam mitologi Yunani, Singa Nemea (Bahasa Yunani: Λέων της Νεμέας) adalah seekor singa yang hidup di sebuah gua di daerah Nemea. Singa ini merupakan anak dari Ekhidna dan Tifon dan memiliki kulit yang kebal terhadap senjata. Euristheus menyuruh Herakles menangkap singa ini sebagai tugas pertama Herakles. Herakles mendatangi tempat tinggal singa ini dan mencoba membunuhnya dengan menggunakan senjata tetapi gagal. Akhirnya Herakles memutuskan untuk mencekik singa ini sampai mati. Setelah membunuhnya, Herakles menggunakan kulitnya sebagai jubah pelindung
Elang Kaukasus
Dalam mitologi
Titan Prometheus mencuri api dari Olimpus dan memberikannya pada manusia, akibatnya Zeus menghukumnya. Zeus merantai Prometheus di sebuah tebing di pegunungan Kaukasus dan setiap hari akan datang seekor elang yang memakan hati Prometheus. Pada malam hari, hati Prometheus akan pulih kembali dan keesokan harinya elang tersebut datang lagi untuk memakan hatinya lagi, dan begitulah terus.Ketika Io, yang sedang berwujud sapi, melewati tempat Prometheus dihukum, Prometheus memberitahunya bahwa suatu hari salah satu keturunan Io akan menjadi pahlawan yang terhebat. Di kemudian hari ramalan itu menjadi kenyataan dengan lahirnya Herakles.
Dalam perjalanannya menyelesaikan tugas kesebelasnya, Herakles tiba di tempat Prometheus. Herakles lalu menembak mati Elang Kaukasus dengan panahnya dan dan membebaskan Prometheus.
Skilla
Dalam mitologi Yunani, Skilla adalah monster laut yang di pinggangnya ada beberapa kepala anjing yang buas. Skilla tinggal di suatu tempat di dekat Kharibdis (pusaran air raksasa) dan di antara mereka hanya ada suatu celah sempit sehingga jika ada pelaut yang melalui tempat tersebut, pelaut tersebut harus memilih; dihancurkan oleh Kharibdis atau dimakan oleh Skilla
Asal-usul
Menurut Hyginus, Skilla terlahir sebagai monster dan merupakan anak dari Tifon tetapi Skilla juga disebutkan sebagai anak dari Forkis dengan Hekate, Lamia, Krateis atau Keto. Sedangkan menurut Ovid, Skilla awalnya adalah seorang perempuan cantik. Suatu hari ada seorang dukun bernama Kirke yang cemburu karena lelaki yang dicintainya malah mencintai Skilla. Kirke lalu menuangkan ramuan di atas tubuh Skilla ketika Skilla sedang mandi, akibatnya dari tubuh Skilla muncul kepala-kepala monster. Lama-kelamaan Skilla benar-benar berubah menjadi monster secara keseluruhan.Skilla dan Odiseus
Suatu ketika, Odiseus harus melewati tempat di antara Skilla dan Kharibdis. Odiseus lalu memilih rute Skilla karena menurutnya lebih baik kehilangan beberapa awak kapalnya daripada kapalnya hancur. Odiseus akhirnya berhasil lolos dengan kehilangan enam anak buahnya yang dimakan Skilla.[3][4] Satu bulan kemudian Odiseus sampai lagi di tempat tersebut dan kali ini kapalnya dihancurkan oleh Kharibdis, hanya dirinya yang berhasil selamat.